Sabtu, 07 November 2009

KEAGUNGAN BULAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan suci bagi umat islam, Al-Qur’an diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad pada bulan Ramadhan, sehingga Ramadhan menjadi bulan yang sangat istimewa dibanding bulan-bulan lainnya, bahkan kitab-kitab sebelum Al-Qur’an seperti kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s, kitab Zabur kepada Nabi Daud, dan kitab Injil kepada Nabi Isa, itu semua terjadi pada bulan Ramadhan, bahkan pada bulan Ramadhan pula kaum muslimin memenangkan peperangan, seperti kemenangan pasukan islam pada perang Badar, Perang mut’ah, kemenangan merebut kota Mekah, begitu juga perjanjian hudaibiyah, itu semua terjadi pada bulan Ramadhan, dan masih banyak peristiwa penting yang terjadi di Bulan Ramadhan, bahkan hari yang di kramatkan bangsa kita yaitu hari Proklamasi Indonesia yang dibacakan pada Tgl.17 Agustus 1945 itu, terjadi pada hari Jum’at di bulan Ramadhan, Juga pada bulan Ramadhan ini, terdapat suatu malam yang nilainya sangat tinggi dibanding bulan-bulan lainnya, yaitu malam Lailatur Qodar, malam yang penuh ampunan, malam diturunkannya ayat pertama Al-Qur’an kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SWA, sekaligus malam pelantikan beliau selaku pengemban Risalah Allah, berupa tugas menyampaikan  misi islam kepada seluruh alam.


Karena begitu istimewanya, Allah mewajibkan berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan : ” Yaa ayyuhalladiina ‘amanuu : Wahai orang-orang yang beriman. kutiba’alaikumussiam : Telah diwajibkan atas kalian berpuasa, kamaa kutiba ‘alalladina : Sebagaimana telah diwajibkan, min kablikum : Atas orang-orang sebelum kalian, la’allakum tattakuun : Agar kalian bertaqwa“ ( Al-Baqarah :183)   bahkan setiap menjelang Ramadhan, Rasulullah SAW juga selalu mengingatkan agar mempersiapkan diri menyambut bulan suci ini, terutama persiapan ruhiyah agar kita mendapat kemenangan, dan setiap menjelang Ramadhan Rasulullah juga selalu mengumpulkan para sahabatnya dan memberikan Khutbah mengenai ke istimewaan dan kemuliaan bulan Ramadhan ini, yang penuh dengan barokah, ke muliaan, kebaikan dan ampunan serta penghargaan dari Allah SWT. Dalam khutbahnya yang disampaikan Rasulullah kepada para sahabat dan kaum muslimin, Rasulullah menyerukan:


“Wahai segala manusia, telah dinaungi kamu oleh bulan yang mulia, yang penuh berkah, dalam bulan tersebut dijumpai satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan, Allah mewajibkan puasa pada bulan itu dan beribadah pada malam harinya dan  barang siapa yang menunaikan  suatu fardu pada bulan Ramadhan itu, sama nilainya dengan menunaikan 70 kali fardu pada bulan-bulan lainnya”


Bulan Ramadhan adalah salah satu sarana yang Allah berikan kepada kita untuk memperoleh ampunan-nya, banyak sekali yang Allah berikan kepada hambanya melalui Ramadhan ini, bahkan kata Nabi dalam hadist nya yang di riwayatkan Tabrani :


“ Apabila umat ini tahu apa yang ada dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka akan mengharapkan hal itu selama satu tahun penuh”


Betapa agungnya Ramadhan yang mempunyai satu malam yang diselimuti keberkahan, malam Lailatur Qodar, malam mulia yang lebih baik dari seribu bulan, Sabda Nabi :


Barangsiapa yang beribadah pada malam Lailatur Qodar, niscaya akan diampuni segala dosa-dosanya yang sudah lewat    (HR. Bukhari Muslim).


Dan firman Allah dalam Al-Qur’an Lailatul-qodri khairum min alfi syahr” Malam Lailatur Qodar memiliki nilai kebaikan lebih dari 1000 bulan  atau kalau kita hitung kurang lebih 83,5 tahun, yang berarti melakukan ibadah pada malam itu lebih besar pahalanya dan lebih utama dari pada beribadah 83,5 tahun,  betapa agung dan hebatnya malam Lailatur Qodar yang tidak dijumpai di bulan apapun, kecuali pada bulan Ramadhan, beribu-ribu malaikat turun dengan iringan do’a-do’anya, memohon ampunan untuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT ”Tanazzalul-malaaikatu warruuhu fiha bi izni rabbihim min kulli amr” malam itu penuh kesejahteraan, sampai terbit fajar “ Salaamun hiya hattaa matla’il fajr”


Banyak sekali hadits yang menerangkan bahwa kaum muslimin hendaklah mencari  Lailatur Qodar diantara tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, atau tujuh malam terakhir di bulan bulan, akan tetapi hendaknya kita tidak terlalu mempersolankan kapan Lailatur Qodar itu didatangkan, yang terpenting adalah kita menjemput kedatangannya pada setiap malam, dan mempersiapkan diri dari di mulainya kita berpuasa, mudah-mudahan Allah SWT memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati dan melampaui malam Lailatur Qodar,  untuk itu marilah kita tingkatkan amal ibadah kita di bulan yang penuh rahmat dan barokah ini, dengan penuh keikhlasan, segala ritualitas dan aktifitas ibadah kita hanya karena Allah, lillahitta’ala, kita realisasikan janji kita kepada Allah, yang mana selalu kita ucapkan setiap salat “ Inna shalaati wanusukii wamahyaaya wamamaati lillaahi robbil ‘alamiin”  ……..………………… sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam …… mudah-mudahan segala amal ibadah kita selama ini diterima dan mendapat pahala dari Allah SWT … Amin yaa rabbal alamin, Wabillahitaufiq’walhidayyah.



cepsasdika.blogspot.com




PUASA DAN IKHLAS

Semua kegiatan persembahan kepada Allah SWT melibatkan grakan fisik, kecuali puasa. Ia adalah ibadah yang tidak memiliki ciri berupa perkataan maupun bahasa/gerakan tubuh. Puasa hanyalah sikap hidup seseorang yang harus menahan makan, minum dan hubungan suami istri serta hal-hal yang membatalkan lainnya sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Puasa merupakan ibadah yang benar-benar individualistis/pribadi. Kita melakukan sahur dan menghindari segala yang membatalkan. Namun, jika kita melakukan makan dan minum di siang hari Ramadan secara sembunyti-sembunyi, tidak ada seorang pun yang bisa melihat kecuali Tuhan.


Atas dasar tersebut, puasa mendidik seorang Muslim untuk berbuat karena Allah. Ia hanya menginginkan penilaian Allah, bukan penilaian manusia. Hatinya senang dengan ibadah puasa yang ia lakukan kendati orang disekelilingnya tidak mengetahuai bahwa ia sedang berpuasa. Kesuksesan puasa sangat bergantung pada ikhlas tidaknya seseorang dalam menjalankanya. Sifat khusus ibadah puasa ini menunjukan bahwa kita harus memiliki keimanan yang kuat kepada Allah sebagai satu-satunya Yang Maha Melihat atas segala sesuatu. Semua peristiwa  tercatat dalam pengawasan-Nya. Rosulullah bersabda “ Barang siapa yang berpuasa dengan penuh rasa iman dan hanya karena Allah, dia akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (H.R. Bukhari dan Muslim).


Ikhlas pada hakikatnya kekuatan iman. Secara terminologis, ikhlas adalah mengarahkan segala orientasi tujuan dan amalnya hanya karena Allah dan membersihkannya dari segala kepentingan duniawi. Perang batin terkadang mendorong seseorang keluar dari kepribadian yang ikhlas. Terlalu kuat tarikan nafsu agar jauh dari sikap ikhlas. Untuk mengatasi hal itu, hendaknya seseorang mengarahkan setiap amalnya hanya kepada Allah semata. Konsekuensi dari ucapan La ilaha illallah adalah mengarahkan segala orientasi dan aksinya hanya tunduk kepada aturan Allah SWT. Tak ada yang dicari selain mengharapkan balasan dan pahala-Nya. Jika keikhlasan itu diutamakan dan diupayakan secara sungguh-sungguh, niscaya akan berhasil menaklukkan bisikan setan serta bahwa nafsu yang selalu condong kepada kejahatan.


Anjuran ikhlas dalam Alqur’an disebutkan melalui firman Allah yang berbunyi        “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.” (Q.S.Al-Bayyinah:5). Dalam ayat lain Allah juga berfirman.” Barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadatnya,” (Q.S. Al-Kahfi:110).


Nabi juga bersabda dalam sebuah hadis yang bersumber dari Umar bin Khatab         “Sesungguhnya amal itu harus dengan niat dan setiap orang yang beramal tergantung dari niatnya. Barang siapa yang hijranya karena Allah dan rasul-Nya, maka hijranya tersebut untuk Allah dan rasul-Nya. Dan barang siapa yang hijranya karena kehidupan dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya tersebut tidak lain kepada yang ditujunya tersebut,” (HR. Bukhari dan Muslim).


Sedangkan riwayat Al-Hakim dari Muadz bin Jabal, “Sesungguhnya ia pernah meminta wasiat kepada Rasulullah ketika hendak pergi ke Yaman. Maka Rasulullah  bersebda : “ Laksanakan dien-mu (islam) dengan ikhlas, maka cukup bagimu amal yang sedikit.”


Semua amal yang diperbuat manusia termasuk puasa tidak akan diterima oleh Allah kecuali kalau mencukupi dua syarat : Pertama, harus sesuai dengan ketentuan syariat dan kedua, harus ikhlas karena Allah semata. Apabila suatu perbuatan dilakukan sesuai dengan syariat, akan tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka amal perbuatan tersebut niscaya akan ditolak, Demikian  pula jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka amalnya tersebut akan ditolak pula.


Fadhil bin Iyadh berkata. “ Setiap amal yang diterima Allah, adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan keikhlasan, yang dimaksud amal yang benar adalah amal yang sesuai dengan syariat, sedangkan yang dimaksud amal yang ikhlas, adalah amal yang ditujukan kepada Allah semata.”


Ikhlas sebagai out put dari tarbiyah shaum, sangat diperlukan dalam mereformasi kehidupan manusia menuju kepada kedamaian dan ketenteraman. Ikhlas akan mereduksi sikap munafik. Pemimpin yang munafik hanya akan melahirkan malapetaka bagi rakyatnya karena ia akan menghalalkan segala cara untuk memenuhi ambisi kekuasaannya.


Puasa yang dilakukan tanpa keikhlasan, akan menyebabkan seseorang tidak bisa menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat. Ia berpuasa, tetapi masih senang mengumpat, mencaci atau pun berbohong. Memang dalam tinjauan fikih, perbuatan maksiat tidaka akan membatalkan puasa. Hanya saja, tentu puasa yang seperti ini tidak akan mendapat pahala yang besar seperti apa yang dijanjiakan Allah. Rosulullah bersabda.” Berapa banyak orang yang melakukan puasa tapi tidak memperoleh apa pun kecuali lapar dan haus, dan berapa banyak orang yang beribadah siang dan malam tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa kantuk.” (HR. Ad-Darimi).






cepsasdika.blogspot.com


PARA CALON PENGHUNI NERAKA

Kalau ditanya siapa calon penghuni syurga nanti, jawabannya jelas calon penghuni syurga nanti tak lain dan tak bukan adalah orang yang benar-benar taqwa kepada Allah SWT, orang yang menjalankan syari’at islam secara kaffah, artinya orang yang menjalani segala asfek hidup dan kehidupannya berdasarkan perintah Allah, itulah yang di jamin akan jadi calon penghuni syurga.


Sebaliknya siapakah para calon penghuni Neraka itu, Kita sebagai orang yang beriman kepada Allah tentu sama sekali tidak menginginkan tempat kembali kelak di akhirat berada di tempat yang sangat mengerikan itu ( Na’udzu billahi min dzalik ), lalu siapa calon-calon penghuni Neraka itu? Firman Allah dalam Al-Qur’an : Bahwa neraka Jahanam itu disediakan atau akan dihuni oleh 6 golongan :


1.      Golongan orang Musyrik
2.      Golongan orang Kafir
3.      Golongan orang Murtad
4.      Golongan orang Munafik
5.      Golongan Manusia dan Jin yang durhaka
6.      Orang yang hidupnya bergelimang dengan dosa


1.    Golongan orang Musyrik,
Siapakah orang Musyrik itu? Orang musyrik itu adalah orang yang menyekutukan Allah, mensejajarkan    sesuatu dengan Allah, baik dalam sifat atau perbuatannya, Perbuatannya disebut syirik dan syirik itu adalah termasuk dosa yang paling besar, maka orang yang demikian itu masuk golongan orang Musyrik yang akan menjadi penghuni neraka. Dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ‘ayat 48 (nanti bisa bapa-bapa dan ibu-ibu lihat) yang artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa selain dari (syirik) itu bagi siapa  yang dikehendakin-Nya dan barang siapa yang menyekutukan Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat dosa besar” yang demikian itu adalah perbuatan Musyrik atau syirik karena telah menyekutukan Allah dan nanti orang yang demikian akan memiliki KTP sebagai penduduk tetap neraka Jahannam.


2.    Golongan orang Kafir
Yang masuk golongan orang kafir itu adalah orang yang tidak beriman atau tidak beragama islam, Perbuatannya disebut kufur, orang kafir ini tidak mempercayai dengan adanya Allah, sifat dan prilakunya tidak menerima atau menolak ajaran-ajaran Nabi dan Rasulnya, contohnya Fir’aun Raja-Raja di Negara Mesir zaman dulu, Fir’aun tidak mengakui dengan adanya Allah dan menolak ajaran-ajaran Nabi Musa a.s pada waktu itu, bahkan Fir’aun mengaku bahwa tidak ada Tuhan lain selain dirinya (seperti yang di terangkan dalam surat Al-Qashash ayat 38),  maka oleh Allah swt, Fir’aun dinash atau dicap sebagai orang kafir yang akan menjadi calon kuat penghuni neraka, Firman Allah dalam  Al-Qur’an srt. Al-Baqarah ayat 6-7 : Innal ladzina kafaru syawa’ul alaihim a’ang dartahum amlamtum dirhum layuminuun, hotamallahu ‘ala kullu bihim wa’ala sam’ihim wa’alla absorihim gisawatuw walahum ‘adabun ‘adhim …….. “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman, Allah telah menutup hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka di  tutup, dan bagi mereka siksaan yang amat berat”




3.    Golongan orang Murtad
Murtad itu ialah orang islam yang keluar dari agamanya (pindah agama, nikah dengan orang Kristen asup agama Kristen, kawin deui dengan orang yang agama islam asup deui islam) orang yang demikian itu adalah Murtad dan Perbuatannya itu disebut Riddah, yang menyebabkan iman orang tersebut menjadi gugur, dan Murtad itu bisa disebabkan oleh syirik, menyangkal salah satu atau seluruh rukun Islam dan rukun Iman, menghina atau mempermainkan agama menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, orang yang demikian itu adalah termasuk golongan orang murtad dan calon penghuni neraka.


4.    Golongan orang Munafik
Yang disebut munafik itu adalah orang yang bermuka dua, artinya mengaku dirinya beriman kepada Allah padahal hatinya ingkar, Perbuatan ini disebut Nifaq, orang munafik ini adalah sangat berbahaya (musuh dalam selimut) kelihatannya membela Islam tapi yang sebenarnya dia adalah musuh Islam, Islam dijadikan senjata untuk kepentingan pribadi atau golongannya,  bikin Partai Islam tapi para pengurusnya sama sekali tidak islami, Sabda Nabi ciri-ciri orang Munafik itu ada 3 : 1. Apabila bicara ia dusta, 2. Apabila berjanji ia memungkiri dan 3. Apabila ia dipercaya khianat kata nabi, untuk itu dalam Q.S At-Taubah ayat 68, “ Allah mengancam orang-orang munafik baik laki-kali maupun perempuan dengan Neraka Jahannam”.


5.    Golongan Manusia dan Jin yang durhaka
Manusia dan Jin yang durhaka kepada Allah tidak mau mematuhi dan mentaati perintah-perintah Allah (sebab jin itu juga sama dengan kita ada yang islam dan ada juga yang kafir) maka mereka nanti pada hari kiamat kata Allah,  akan dilemparkan ke dalam Neraka Jahannam, dalam surat Huud ayat 119 Allah Firman : “LA’AM LA ANNA JAHANNAMA MINAL JINNATI WANNASYI AJMA’IN “ Sesungguhnya aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan Jin dan manusia (yang durhaka kepadaku)”….  dalam ayat lain (surat Adz-Dzariyaat ayat : 56) Allah berfirman “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah kepada-ku”


6.    Orang yang bergelimang dalam dosa besar
Yaitu orang yang mengaku muslim akan tetapi prilakunya tidak mencerminkan sebagai orang muslim segala perbuatannya bertentangan dengan syari’at islam bertentangan dengan Al-Qur’an maupun hadits Nabi, Mengaku dirinya islam ( IslamKTP ) tapi tidak pernah melaksanakan perintah Allah seperti shalat,zakat ataupun puasa di bulan Ramadhan dsb, dan tidak sempat bertaubat (memperbaiki diri) sampai akhir hayatnya, maka orang yang demikian itu akan menjadi calon penghuni neraka. Akan tetapi bila mereka itu sebelum akhir hayatnya  mau bertaubat            ( seperti yang kita lihat di TV, 7 hari menuju taubat ) dan tidak mengulangi lagi segala perbuatan yang melanggar hukum-hukum Allah, niscaya Allah pasti akan mengampuninya dan menghapus dosa-dosanya, Allah maha pengampun, siang-malam selalu membuka pintu taubat untuk umatnya.


Hadirin Jama’ah Miftahul Jannah yang di muliakan Allah
Itulah mereka para calon penghuni neraka, mudah-mudahan kita sama sekali tidak termasuk golongan tersebut Na’udzu billahi min dzaalik, Untuk itu di bulan yang penuh ampunan ini marilah kita tingkatkan amal saleh kita, ibadah kita agar kita menjadi manusia yang benar-benar taqwa kepada Allah swt dan terhindar dari ganasnya api neraka, ROBBANAA ATIINNA FII DUN-YA HASSANNAH WAFIIL AKHIRATI HASANATAN WAKINNA ADZA BANNAR


Wabillahitaufiq’walhidayah,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


cepsasdika.blogspot.com








TUJUAN DAN HIKMAH PUASA

Puji syukur kita panjatkan kehadirat illahirabbi yang mana telah banyak memberi kenikmatan, juga telah memberi umur panjang kpd kita, sehingga berkat taufiq, hidayah dan inayah-nya Alhamdulillah kita dapat bertemu dan berkumpul kembali pada malam hari ini, semoga pertemuan kita ini tercatat sebagai amal salih yg nantinya dpt menolong kita di hari perhitungan amal nanti, Amiin ……. Rahmat dan salam semoga senantiasa tetap dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi akhir zaman yang kita cintai  beserta keluarga dan para sahabat, juga para pengikutnya sampai akhir zaman


Hadirin  yang di muliakan Allah,
Allah SWT menetapkan Hukum atau aturan  tentu mengandung banyak hikmah atau manfaat, begitu juga dibalik suatu penciptaannya pasti ada tujuan, hanya kita sebagai manusia terkadang tidak memahami rahasia, hikmah dan tujuan tersebut.


Untuk itu berkaitan dengan ibadah puasa yang sedang kita laksanakan di bln Ramadhan ini, tentu banyak hikmah, manfaat dan tujuan dari puasa itu sendiri, … untuk apa kita berpuasa, apa hikmat dan tujuan puasa  dalam Al-Q S.Albaqoroh 183 Allah SWT menjelaskan bahwa puasa adalah sebagai jalan menuju ketaqwaan. ( la’alakum tattakuun = dengan tujuan agar kalian bertaqwa )  Taqwa itu : adalah menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangannya (menuju Islam yang kaffah menjadi manusia yang mulia di sisi Allah) Puasa hukumnya wajib  bagi orang2 yang beriman karena hanya orang yang berimanlah yang diperintahkan Allah untuk berpuasa, jika orang mengaku Islam akan tetapi tidak puasa tanpa alasan yang dibenarkan oleh syarat, maka ia tidak bisa dikatakan sebagai orang yang beriman apalagi bertaqwa.


HIKMAH PUASA 
Hikmah atau manfaat puasa adalah untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjaga kecuian  : Dlm sebuah hadist Rosulullah bersabda “ Wahai pemuda barang siapa di antara kalian bilamana telah mampu untuk menikah hendaklah menikah, dan bilaman tidak mampu hendaklah ia bershaum” Rosulullah dalam hadits ini menyatakan bahwa shaum  dapat mengendalikan nafsu syahwat dan menjaga kesucian diri


1.  Selain itu dengan melaksanakan puasa kita dapat terhindar dari hasrat jahat dan keinginan untuk berbuat naksiat, puasa juga adalah sebagai media untuk melatih ke jujuran dan kesabaran diri 


2. Juga dengan rasa lapar dan haus yang kita rasakan pada waktu melaksanakan puasa, dapat mengingatkan kita bahwa diantara saudara2 kita masih banyak yang kelaparan yang membutuhkan bantuan sehingga ia tergugah hatinya dan mau mengasihi, menyayangi dan menolong mereka.


3.   Selain itu pula puasa itu dapat menyehatkan tubuh, dengan puasa mengosongkan perut dari semua bakteri yang sifatnya destruktif atau merusak tubuh kita, mengistirahatkan pencernaan, membersihkan darah, menormalkan kerja hati, membuat ruh menjadi cerah, jiwa menjadi bersih jasmani dan rohani menjadi sehat sehingga kalau jasmani dan rohani kita sehat maka ahlaq akan menjadi baik ……… Sabda nabi SUUMUU TASIHHUU berpuasalah kalia, maka kalian akan sehat, hal ini di contohkan dan dibuktikan oleh Nabi yang sering melaksanakan puasa (kecuali pada hari yang di haramkan berpuasa dlm setahun ada 5 hari yang di haramkan kita untuk puasa, 1. Hr Idul fitri, 2. Hr Idl Adha dan ke 3. ialah 3 hari tasyrik yaitu tgl 11, 12 dan 13 bln haji ) sepanjang usianya beliau tidak pernah menderita sakit, kecuali hanya 2 kali seumur hidupnya, yaitu pertama ketika Nabi Hijrah dari Mekkah ke Madinah, setibanya di Madinah beliau sakit itupun hanya sakit ringan, dan kedua ketika beliau kurang tiga hari menjelang wafat dan itu pun hanya penyakit sudah tua, padahal kalau diliahat dari kesibukannya, Nabi itu selama hidupnya selalu sibuk pekerjaannya, sibuk dalam urusan da’wah terutama setelah diangkat menjadi Rosul, Nabi kemana-mana berda’wah, dari mulai da’wah mengenai Aqidah, mengenai kewajiban salat, kewajiban zakat, puasa dan kewajiban haji belum lagi  urusan pemerintahan sebagai kepala Negara, urusan perang sebagai panglima perang, urusan kemasyarakatan, urusan keluarga dll. 


4.   Puasa juga adalah alat pemersatu umat muslimin, kaum muslimin sedunia sama puasa pada waktu yang bersamaan bln Ramadhan dan buka pada saat yang sama pula ………… henteu  sugan ibadah puasa di mesir atau di palestina mah bukan di bln ramadan tapi bln syawal atau muharam …….tidak seluruh dunia bersatu bahwa puasa itu sama bulan ramadhon jadi puasa juga adala media pemersatu umat


5.  Yang paling istimewa Ibadah puasa adalah rahasia antara hamba dengan Tuhannya,  sebab puasa itu berhubungan langsung  dengan Allah SWT, dalam sebuah hadits Qudsi Allah berfirman “ Setiap amal anak adam untuk dirinya (shalat untuk diri kitazakat, sadaqoh, munggah haji untuk kita) kecuali ibadah puasa, ia adalah untuk-ku (kata Allah)  dan aku sendiri yang akan membalasnya. Menurut hadits qudsi tersebut tidak ada yang mengetahui puasa seseorang kecuali Allah SWT, berbeda dengan Salat, Zakat atau naik haji……. Komo ibadah haji mah pan sa RW- sakampung pada terang ……. Ibu ini naek haninya pa beja2


Hadirin yang di muliakan Allah
Itulah tujuan dan sebagian hikmah dari ibadah puasa
semoga kita yang melaksanakan ibadah puasa di bln Ramadhan ini menjadi hamba Allah yang taat dan    mampu menundukan hawa nafsu dan juga mudah-mudahan amal ibadah kita dapat menghapus segala dosa-dosa kita sehingga kita dapat memperoleh kebahagian yang sempurna dalam hidup dan kehidupan kita dunia akhirat……… Amin yaa robbal allamin, terakhir mohon maaf atas segala kekurangan


 Wabillahitaufiq’walhidayyah,
 Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


cepsasdika.blogspot.com




al-Fudhail bin ‘Iyadh pernah berkata, “Lima tanda dari tanda-tanda kebinasaan seseorang :
(1) kerasnya hati,
(2) bekunya air mata untuk menangis karena takut kepada Allah,
(3) sedikitnya rasa malu,
(4) besarnya kecintaan kepada dunia dan
(5) panjangnya angan-angan yang tak perlu..”

IKHLAS

Semua amal yang diperbuat manusia baik itu shalat, Zakat munggah haji juga termasuk puasa tidak akan diterima oleh Allah kecuali kalau mencukupi dua syarat : Pertama, harus sesuai dengan ketentuan syariat dan kedua, harus ikhlas karena Allah semata.


Fadhil bin Iyadh berkata. “ Setiap amal yang diterima Allah, adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan keikhlasan, yang dimaksud amal yang benar adalah amal yang sesuai dengan syariat (aturan,ketentuan atau uud/tata cara) sedangkan yang dimaksud amal yang ikhlas, adalah amal yang ditujukan kepada Allah semata. Lillaahitta’alla”


Apabila suatu perbuatan dilakukan sesuai dengan syariat, akan tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka amal perbuatan tersebut niscaya akan ditolak, Demikian  pula jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka amalnya tersebut akan ditolak pula.


Anjuran ikhlas dalam Alqur’an disebutkan melalui firman Allah yang berbunyi:


------ Wa maa umiruu illaa li ya’budullaaha mukhlisiina lahud-din ------
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.”
(Q.S.Al-Bayyinah:5).


Sedangkan riwayat Al-Hakim dari Muadz bin Jabal, “Sesungguhnya ia pernah meminta wasiat kepada Rasulullah ketika hendak pergi ke Yaman. Maka Rasulullah  bersabda : “ Laksanakan dien-mu (islam) dengan ikhlas, maka cukup bagimu amal yang sedikit.”


Dalam ayat lain Allah juga berfirman.
” Barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadatnya,” (Q.S. Al-Kahfi:110).


Ibadah atau Puasa yang dilakukan tanpa keikhlasan, akan menyebabkan seseorang tidak bisa menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat. Ia berpuasa, tetapi masih senang mengumpat, mencaci atau pun berbohong. Memang dalam tinjauan fikih, perbuatan maksiat tidak akan membatalkan puasa. Hanya saja, tentu puasa yang seperti ini tidak akan mendapat pahala yang besar seperti apa yang dijanjiakan Allah.


Rosulullah bersabda.
” Berapa banyak orang yang melakukan puasa tapi tidak memperoleh apa pun kecuali lapar dan haus, dan berapa banyak orang yang beribadah siang dan malam tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa kantuk.” (HR. Ad-Darimi).


Dan apabila Puasa dilakukan dengan penuh keikhlasa maka kita akan kembali fitri/bersih dari segala dosa, dalam Hds yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.          Rosulullah bersabda “ Barang siapa yang berpuasa dengan penuh rasa iman dan hanya karena Allah, maka dia akan diampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu”             
Untuk itu di bulan yang penuh bartokah dan ampunan ini mari kita meningkatkan ibadah kita kepada Alloh SWT dengan penuh keikhlasan, segala ritualitas, aktifitas ibadah kita hanya karena Allah, lillahitta’ala, mudah-mudahan segala amal ibadah kita di terima dan mendapat pahala dari Allah SWT, Amin yaa rabbal alamin.


cepsasdika.blogspot.com

TAQWA

Sering kali kita mendengar atau mendapatkan kata Taqwa, baik melalui ceramah2 atau tatkala kita membaca ayat2 suci Alqu’an, kita sering menemukan kalimat Tattaqun, muttaqiin atau itha’qullah, Seruan Allah dalam surat al Baqarah:183, agar orang yang beriman melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan pun diakhiri dengan kalimat tattaquun …… dan saking mulianya derajat taqwa, maka Allah menjajikan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat bagi orang2 yang bertaqwa, dalam surat Al-A’raf:96, Allah berfirman: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
……….. di ayat lain Allah berfirman: bahwa sesungguhnya manusia yang paling mulia di sisi-Nya adalah manusia yang bertaqwa.


Dalam surat At-Thalaq :2-3 Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan   mengadakan jalan keluar baginya dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka


Juga dalam surat Al-Jaatsiyah :19  “Allah akan menjadi pembela, pelindungi  bagi orang2 yang bertaqwa”, ……. begitupun dalam surat Al-Anbiya: 105  Allah berfirman :“Akan Aku wariskan bumi ini kepada orang-orang yang sholeh (berTaqwa)” dan masih banyak lagi janji Allah kepada orang2 yang bertaqwa.


Kejayaan suatu Negara, dan keselamat suatu bangsa, tidak akan bisa diraih kecuali melaui jalan yang benar yaitu Taqwa. Sebaliknya bila melalui jalan selain Taqwa, maka akan lahir berbagai macam kerusakan di muka bumi. …….. Rusaknya Sidoarjo karena terbenam Lumpur Lapindo, terjadinya banjir longsor dimana2, itu semua akibat orang yang tidak bertaqwa. ……….. dalam surat Ar Rum :41, Allah berfirman: “Telah tampak kerusakan di darat dan di bumi di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka, sebagian dari akibat perbuatan mereka,  agar mereka kembali ke jalan yang benar (bertaqwa)” , …… saya sering berfikir, Indonesia ini Negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dan juga dengan hamparan pulau2 yang jumlahnya lebih dari 15 ribu pulau dari sabang sampai merauke, dengan kekayaan alamnya yang sangat melimpah, segalanya ada di negeri ini, ikan di laut melimpah, minyak, gas, batu bara, uranium, tembaga bahkan  gunung mas di papua, tanahnya subur, tapi kenapa rakyatnya miskin dan kenapa sering kali terkena benca, ini semua akibat banyaknya bangsa ini telah melupakan ketaqwaan kepada-NYA, sehingga Allah mengingatkan agar kita kembali kejalan yang benar (bertqwa).


Untuk membentuk Bangsa yang berTaqwa tentulah masyarakatnya harus masyarakat yang berTaqwa. Masyarakat yang berTaqwa tidak mungkin terwujud tanpa terwujudnya keluarga-keluarga yang berTaqwa. Dan keluarga-keluarga yang berTaqwa tentu mustahil terwujud bila insaniah dalam keluarga itu tidak berTaqwa. Artinya, supaya bangsa ini bangkit dan mendapat kejayaan, insan bangsa ini perlu dibina dan dididik menjadi orang yang berTaqwa.


Akan tetap sungguh ironis, jika kita perhatikan istilah taqwa ini digunakan hanya sebagai pajangan di bingkai persyaratan lembaga-lembaga formal saja. Misalnya, persyaratan untuk menjadi anggota MPR/DPR, presiden, atau jabatan-jabatan lain, adalah harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ternyata, setelah lolos sebagai pejabat, korupsi dan kolusi bertebaran di mana-mana. Arogansi, kesewenang-wenangan dan bentuk kejahatan lainnya malah semakin menggejala. Seperti itukah pejabat-pejabat bertaqwa apakah seperti itukah orang2 bertaqwa.


Apakan itu Taqwa Apa itu definisi Taqwa: ………………….. Taqwa berasal dari kata WAQA-YAQI-WIQAYAH yang artinya memelihara (hujahnya adalah At-Tahrim ayat :6) ………… " Ya ayyuhallazina amanuu quamfusakum waahlikum nara." “Wahai orang yang beriman, hendaklah kamu memelihara kamu dan kelurgamu dari api neraka”. Taqwa artinya adalah dipelihara dan dilindungi oleh Allah.


Para ulama memberikan definisi taqwa yang mudah kita dicerna dan di pahami yaitu: Taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya …….. Hal ini didasari pada Hadist Rasulullah SAW (R. at-Thahawy) yang artinya: “Kerjakanlah apa yang diwajibkan Allah atasmu, niscaya kamu menjadi orang yang amat bertaqwa.”


Ada juga yang berpendapat bahwa taqwa itu adalah takut, dalam hal ini takut akan siksa Allah, takut akan adjab Allah, sehingga hati2 agar tidak tergelincir ke jurang ke nistaan di yaumil akhir nanti ......... Sahabat Rasul yang bernama Ubay bin Ka’ab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : “ Ya Umar apakah Anda pernah berjalan di tempat yang penuh duri?” Umar menjawab : “Ya, Saya pernah berjalan di tempat yang penuh duri” Ubay bertanya lagi : “Lalu Anda berbuat apa ketika berjalan di tempat itu?” Umar menjawab: “Saya berjalan dengan sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri2 itu.” Ubay menimpali : “Itulah (contoh) taqwa.”


Intinya menghadapi duri di jalanan saja sudah begitu takut, apalagi  menghadapi siksaan api neraka di akhirat nanti, seharusnya kita lebih takut lagi. Segala godaan hawa nafsu yang terbentang di hadapan kita itu lir ibarat Duri2 yang harus kita hindari, Pertanyaannya sudah sejauh manakah kita mampu untuk menghindari “duri2” itu.
       
Dalam perjalanan meraih derajat Muttaqin diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus, yang sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Rosul dan perinyah Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju derajat taqwa.


Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, karena gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus maka akan berubah menjadi dosa besar. dan Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang perlu kita tinggalkan, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka lebih baik kita ditinggalkan.


Momentum bulan Ramadhan yang penuh barokah ini, mudah2an dapat kita pergunakan dengan sebaik-baiknya, untuk memperbanyak amal sholeh, mencari pahala yang sebanyak-banyaknya untuk bekal kita dihadapan persidangan akhirat, karena kita nanti akan dihadapkan pada persidangan agung untuk verifikasi atau penelitian amal-amal kita sampai sekecil apa pun, di Mahkamah Akhirat nanti, para Malaikat tidak akan bisa di suap atau di ajak KKN, semua anggota tubuh kita akan menjadi saksi yang langsung bicara sendiri-sendiri, melaporkan apa yang telah diperbuat selama hidup di dunia, tidak ada satupun yang di sembunyikan yang baik dan buruk semua dibongkar secara jelas dan nyata.


Kita benar-benar akan menghadapi persidangan yang sangat berat, semua orang akan merasa takut dipersidangan yaumil akhir nanti, kecuali orang yang bertaqwa kepada Allah, mudah2an segala amal ibadah kita, dapat mengantarkan kita ke golongan orang2 muttaqin, orang2 yang bertaqwa…. amin Demikian mohon maaf atas segala kekurangan. Wabillahitaufiq’walhidayah,




cepsasdika.blogspot.com