Minggu, 17 Januari 2010

Dan taqwa pun berdifinisi

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS Al-Baqarah: 183).


Sebagaimana dalam firman Allah tersebut, maka bisa kita pahami bersama bahwa kewajiban atas berpuasa kepada kita adalah untuk mencapai derajat takwa, adapun pengertian umum yang sangat populer mengenai istilah takwa adalah menaati perintah ALLAH SWT dan menjauhi laranganNya, sedangkan Hasan Al-Bashri seorang salafush shalih mendefinisikan takwa dengan sebuah ungkapan, “Menaati Allah dan tidak maksiat, selalu berdzikir dan tidak lupa, senantiasa bersyukur dan tidak kufur.” Sifat takwa senantiasa melekat pada seorang yang mukmin selama ia meninggalkan hal-hal yang sebenarnya halal, karena khawatir jatuh ke dalam yang haram.


Dalam kitab tafsir Fii Zhilaal Al-Qur`an karya Imam Syahid Sayyid Quthb dijelaskan mengenai penafsirkan surat Al Baqoroh ayat 2:


”Kitab (al qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”


Ditulis dalam tafsir tersebut mengenai riwayat Umar Ibnul khatab dalam memberikan definisi takwa, riwayatnya adalah sebagai berikut :


bahwa Umar Ibnul khathab r.a pernah bertanya kepada Ubay bin ka’ab tentang takwa, lalu Ubay menjawab sambil bertanya, “Pernahkah engkau melewati jalan yang penuh duri?” Umar menjawab, “Pernah”, Ubay bertanya lagi, “Apakah gerangan yang akan kau lakukkan?” Umar menjawab, Aku berhati-hati dan berupaya menghindarinya, “Ubay berkata..”Itulah Takwa.”


Itulah takwa, sensitivitas dalam hati, kepekaan dalam perasaaan, responsive, selalu takut, senantiasa berhati-hati dan selalu menjaga diri dari duri-duri jalan, jalan kehidupan, yang penuh dengan duri kesenangan dan syahwat, duri-duri keinginan dan ambisi duri kekhawatiran dan ketakutan duri-duri harapan palsu terhadap orang yang tidak memliliki kemampuan untuk memenuhi harapan dan ketakutan palsu kepada orang yang tidak memliliki kekuasaan untuk memberikan manfaat dan mudharat dan berpuluh-puluh macam duri lainnya.


Saudaraku sekalian, sangatlah pantas bahwa seorang hamba yang telah mempercayai keberadaan Allah akan berhati-hati dalam bertindak, sebab segala perkataan dan perbuatan akan ada yang mengawasinya.


Dalam mencari rizki misalnya, mulai dari langkah kaki ketika berangkat, setiap pandangan mata, setiap ucapan yang dikeluarkan, sesuatu yang didengar serta perbuatan tangannya tidak ada yang luput dari pengawasan sang Maha mengetahui lagi Maha melihat.


Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Qs : Al israa 30.)


Berbeda dengan tim audit yang diturunkan oleh perusahaan dalam mengawasi kinerja karyawannya, audit yang dilakukan oleh Allah SWT dilaksanakan setiap waktu dan pengawasanNya tersebut  tanpa celah, tanpa cacat, tanpa kompromi dan tanpa kepentingan, selain itu reward and punishment yang diberikan pun secara menyeluruh, baik perbuatan kecil ataupun besar, sederhana ataupun komplex.


Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Qs : Al Zalzalah 7-8)


Saudaraku yang dirahmati Allah,
Semoga definisi serta uraian singkat mengenai takwa ini mampu menggugah keinginan serta semangat kita dalam menyambut bulan suci ramadhan yang tinggal hitungan hari, yakni bulan dimana seluruh aktifitas untuk melatih ketakwaan disediakan. Persiapkan ilmu, fisik dan mental untuk melaksanakannya dari sekarang sehingga Insya Allah output dari proses ramadhan ini akan kita peroleh.


Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang  BERTAQWA(QS. 2:2)
Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu BERTAQWA. (QS. 2:21)
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan BERTAQWALAH kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. 3:200)
Hai sekalian manusia, BERTAQWALAH kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu, dan....................... (QS. 4:1)
maka BERTAQWALAH kepada Allah dan taatlah kepadaku. (QS. 26:108)
di surah 26 ini bahkan kata Bertaqwa itu di ulang sampai beberapa kali….
kemudian ....
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang BERTAQWA.’ (QS. 39:33)
Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat TAQWA dan adalah mereka berhak dengan kalimat TAQWA itu dan patut memilikinya.Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. 48:26)


Ada yang membagi dalam 2 Definisi Taqwa =  1. Hati-hati   2. Meninggalkan yang tidak berguna


Taqwa itu berarti takut


Definisi taqwa untuk kehidupan sehari-hari, dlm Al-Quran sudah jelas:
”(Yang bertaqwa yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Al-Baqarah [2]: 3 - 5)


cepsasdika.blogspot.com 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar