Selasa, 20 April 2010

KUNCI PINTU SYURGA

kita semua tentu sudah sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Bahkan dunia ini pun suatu saat akan hancur. Dan setelah itu, kita akan menuju ke alam akhirat. Karenanya, kehidupan di duia ini kita jadikan sebagai tempat untuk mengumpulkan bekal kita untuk hidup di akhirat kelak.

Namun sayangnya, banyak dari kita yang memilih untuk mengedepankan kehidupan dunia dibandingkan dengan kehidupan di akirat kelak. Mereka berlomba-lomba mengumpulkan harta duniawi dengan berbagai cara. Kesibukan mengejar dunia membuat mereka melupakan hal yang paling penting, mempersiapkan diri untuk menuju ke alam akhirat kelak.
Padahal apa yang kita lakukan di dunia ini akan menjadi penentu tempat kita di akhirat kelak. Sebagaimana kita ketahui, di akhirat kelak kita akan terbagi dalam dua kelompok besar. Satu kelompok akan masuk ke syurga Allah SWT, sedangkan kelompok yang lain akan menerima siksaannya di dalam neraka.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw berpesan kepada kita agar tidak melupakan tempat kembali tersebut, surga dan neraka.

Dari Abdullah bin Umar, beliau bersabda, “Janganlah kalian melupakan dua hal yang amat besar! “Kami bertanya, “Apa yang dimaksud dengan dua hal yang besar tersebut wahai Rasulullah? ”Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallam menjawab “Yaitu Surga danNeraka.”


Sebagai seorang muslim, kita harus memperhatikan dan menanggapi pesan Rasulullah saw tersebut dengan serius. Hal ini karena Allah SWT sendiri telah menjanjikan surga kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dan menegakkan nilai-nilai islam dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sangatlah tidak mengherankan, jika banyak orang-orang muslim yang berupaya untuk mencari surga Allah SWT.
Begitu besarnya keinginan seorang mukmin untuk meraih surga Allah SWT, hingga ia akan berupaya secara maksimal menemukan “kunci” untuk membuka pintu surga. Dan hal ini pun sesuai dengan sabda Rasulullah saw, yang menganjurkan kita untuk berusaha semaksimal mungkin dan selalu meminta kepada Allah SWT akan kenikmatan hidup di Syurga kelak.

Dari Abu Hurairoh RodhiAllahu anhu bahwa Rasulullah shollAllahua‘alaihi wa sallam bersabda, “Perbanyaklah meminta surga kepada Allah danmintalah perlindungan kepada-Nya dari neraka. Karena keduanya bisa memberisyafaat dan permohonannya syafa‘atnya diterima. Sesungguhnya jika seorang hamba memperbanyak meminta surgakepada Allah, maka surga berkata, “Ya Tuhanku, hamba-Mu ini memintakukepada-Mu, maka tempatkanlah ia didalamku.” Dan neraka berkata, “Ya Tuhanku,hamba-Mu ini meminta perlindungan kepada-Mu daripadaku, maka lindungilah ia daripadaku!”


Selain terus berdoa kepada Allah SWT agar diberikan surge-Nya, kita juga diwajibkan berupaya untuk mencari kunci pembuka pintu surga. Lantas, apa saja kunci yang dapat membuka pintu-pintu surga?

“Kunci Surga adalah kesaksian laa ilaaha illAllahu (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah)” (HR Ahmad)


Kalimat Tauhid ini tidak hanya sekedar diucapkan tetapi membutuhkanaplikasi nyata dalam kehidupan. Seorang muslim yang bertauhid, diaberibadah hanya kepada Allah dan karena Allah. Menghujam kuat dalamjiwanya sebuah keyakinan bahwa yang berkuasa atas segala sesuatu hanyalah Allah.Dia yakin bahwa yang melapangkan dan menyempitkan adalah Allah. Dia sadar bahwa yang memberi rizki hidup, sehat dan materi hanyalah Allah. Bukan kuburan orang-orang yang dianggap wali, bukan juga orang yang diberi kelebihan diri sehingga dikatakan sakti, juga bukan benda-benda yang dianggap keramat. Dia datang meminta hanya kepada Allah. Oleh karenanya dipasrahkan segala bentuk amal sholeh yang diridhoi oleh Allah tersebut hanya untukNya dan hanya karenaNya semata.

Rasulullah shollAllahu ‘alaihiwa sallam bersabda‘ “Barangsiapa yang berinfak dengan sepasang untaatau kuda atau lainnya di jalan Allah, maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga ,‘Wahai hamba Allah, pintu ini lebih baik. Barangsiapa rajin sholat,maka ia dipanggil di pintu sholat. Barangsiapa berjihad. Maka ia dipanggildi pintu jihad. Barangsiapa rajin bershodaqoh,maka ia dipanggil di pintu shodaqoh. Dan barangsiapa puasa, maka ia dipanggil di pintu Royyan.”(HR. Bukhori dan Muslim)


Dan bagi para muslimah, Allah karuniakan keistimewaan, diantaranya diberi kesempatan untuk memasuki Surga tersebut dari kedelapan pintu itu sesuai keinginannya. Inilah bingkisan istimewa untuk muslimah, dimana Allah memberi kunci untukmembuka pintu surga dari mana saja yang ia sukai.

Sebagaimana hadits dari AbuHurairoh rodhiAllahu anhu bahwa Rasulullah shollAllahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Apabila seorang wanita menjaga sholatnya yang lima waktu, berpuasa di bulannya (Ramadhan),menjaga kehormatannya dan menta‘ati suaminya niscaya dia akan masuk surga daripintu mana saja yang ia sukai. (HR. Ahmad).


Empat hal yang disampaikan dihadits tersebut kunci untuk bisa memasuki Surga Allah bahkan menjadi kelapanganbagi wanita untuk memilihnya.

  1. Yang pertama adalah menjaga sholat. Yang dimaksud disini adalah menjaga waktunya dengan tidak melalaikannya dan mengakhirkan. Berusaha sekuat mungkin untuk menjagakehusyuannya dan memenuhi rukun-rukunnya dengan sebaik-baiknya.
  1. Yang kedua menjaga puasa. Maksudnya adalah puasa pada bulan Ramadhan, dengan memenuhi rukun-rukunnya dan berusahamenghindarkan dari hal yang merusak kesempurnaan puasanya.
  1. Yang ketiga menjaga kehormatan diri, dengan tidak memperlihatkan aurat kepada laki-laki bukan mahram, tidakbercengkrama dengan bebas bersama laki-laki bukan mahram. Termasuk katagori ini adalah menjagadiri dengan tidak berkhalwat (berdua-duaan) dengan laki-laki bukan mahram danmenjaga diri agar tidak saling bersentuhan. Pada saat seorang muslimah menjaga dirinya, maka Allah akan menjaganya.
  1. Yang keempat adalah mentaati suaminya. Inilah lahan besar untuk paramuslimah yang sudah diamanahi seorang suami untuk berkhidmat dan memberikan hak-hak suaminya dengan cara mentaatinya selama ketaatan itu dalam hal yangbaik, bukan kemaksiatan kepada Allah. Baik ketaatan itu untuk mentaati Allah atau sekalipun untuk memenuhi keinginan suami dalam pelayanan fisik dan psikisnya. Karena ketika seorang istri tidak taat pada saat suami meminta pelayanan khusus berupa biologis, sementara suami dalam keadaan marah, makamalaikat melaknatnya.
Marilah kita terus berupaya untuk mencari dan mengamalkan perbuatan yang dapat membuka pintu surga bagi kita, sehingga kita termasuk ke dalam orang-orang yang dirindukan oleh surga Allah SWT. Amin…
Wallahu A’lam

cepsasdika.blogspot.com

Rabu, 03 Maret 2010

TELADAN SELURUH UMAT


Sesungguhnya pada diri Rasulullah (Muhammad) terdapat teladan yang baik.  (QS Al-Ahzâb [33]: 21)

Setidaknya, ada tiga pelajaran berharga yang bisa kita petik dari sosok Muhammad, sang rasul penyebar agama Islam. Pertama, ketekunannya dalam melakukan ibadah. Kedua, kepeduliannya terhadap persoalan sosial. Ketiga, kehidupannya yang tidak diperbudak oleh nafsu duniawi.


Muhammad melakukan ritual ibadah, antara lain dengan shalat, zikir, puasa, zakat, haji, dan lain-lain. Dalam momen ibadah ritual, kita berusaha “berinteraksi” dengan Allah, Tuhan yang mengenggam alam semesta dan mengendalikan kehidupan. Dengan beribadah, kita memasuki keheningan dan terus-menerus memperbarui ikrar untuk meneguhkan ikatan batin kita dengan kehidupan.

Dalam momen ibadah ritual, seseorang juga berusaha mengasah ruang “batin” dan “ruhani”-nya terus-menerus agar bisa menapaki kehidupan secara lebih baik, indah, bijak, dan bermakna. Dengan beribadah pulalah, kita berusaha menyelami kesejatian untuk melampaui fenomena duniawi yang fana dan sementara. Kita saat ini menapaki “alam dunia”. Alam yang pernah kita lalui adalah “alam ruh” dan “alam rahim”, sementara dua lainnya yang akan kita jelang adalah “alam barzakh” dan “alam akhirat”.

Kembali pada persoalan ibadah ritual; karena setiap manusia dalam kesehariannya—sadar atau tidak—sering kali terpancing (lagi) untuk melakukan hal-hal yang buruk, jahat, dan tidak terpuji, maka ruang batin dan ruhaninya sebaiknya terus diasah dalam suasana yang tenang, khusyuk, dan hening. Nafsu-nafsu destruktif yang potensinya ada pada diri setiap manusialah yang harus terus-menerus dikendalikan, antara lain, dengan laku-laku ritual semisal shalat, zikir, puasa, dan haji.

Kalau kita cermati secara kritis, momen ritual pun sebenarnya menyimpan makna moral dan sosial yang cukup kental. Dalam Islam, ritual bukanlah hal yang steril dari persoalan sosial. Ritual, dengan demikian, bukan merupakan tindakan untuk menghindar (eskapisme) dari persoalan sosial yang nyata dan mengelilingi kehidupan manusia setiap hari.

Sufi yang Peduli Sosial

Tak diragukan lagi, bercermin dari sejarah kehidupannya, Muhammad adalah sosok manusia yang terlibat aktif dalam persoalan sosial serta melakukan upaya transformasi sosial yang nyata. Kepedulian sosial Muhammad, antara lain tampak dari sepak terjangnya dalam membantu dan membela kaum miskin, sengsara, dan tertindas di satu sisi, serta melawan komunitas (baca: rezim politik dan ekonomi) yang otoriter dan zalim di sisi yang lain. Komunitas yang otoriter dan zalim ini misalnya adalah orang-orang Quraisy yang kaya dan berkuasa.

Muhammad juga sering mendamaikan beberapa komunitas (suku-suku Arab) yang bertikai satu sama lain. Visi sosial Muhammad sangat tampak dalam upaya menegakkan keadilan (sosial), kesetaraan, dan perdamaian.

Selain tekun melakukan ibadah dan punya kepedulian sosial, Muhammad juga seorang pribadi yang tidak pernah diperbudak oleh nafsu duniawi, semisal harta, kekuasaan, dan jabatan. Muhammad adalah sosok yang bersahaja. Meskipun mempunyai seorang istri yang kaya-raya bernama Siti Khâdijah serta cukup sukses sebagai seorang pedagang, Muhammad tidak pernah silau oleh materi.

Sosok zuhud dan sufi adalah orang yang mampu mengatasi dan mengendalikan “keinginan”-nya akan harta, kekuasaan, dan jabatan di satu sisi, serta tekun melakukan ibadah di sisi yang lain. Ibadah ini sangat penting bagi setiap umat Islam, sebagai upaya untuk menziarahi ruang batin dan ruhani serta mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah.

Kesufian yang diteladankan Muhammad bukanlah sufi yang “eskapis” (lari dari kenyataan), yakni sibuk melakukan ritual tetapi tidak peduli sosial, melainkan sufi yang taat beribadah sekaligus sangat peduli dan peka terhadap persoalan sosial di sekitarnya. Sama seperti nabi-nabi lainnya yang pernah muncul dalam sejarah, Muhammad adalah sosok revolusioner yang mencoba mengubah tatanan sosial yang timpang, tidak adil, dan menindas.

Melalui syariat dan ajaran agama yang disebarkannyalah Muhammad dan nabi-nabi lainnya mampu mewujudkan tatanan sosial yang adil, setara, demokratis, manusiawi, dan beradab. Untuk itu, tampaknya tak terelakkan, dalam perjalanan hidupnya para nabi sering kali melawan para penguasa yang zalim, otoriter, dan menindas. Nabi Ibrahim melawan raja Namrud, Nabi Musa melawan raja Firaun, Nabi Isa melawan para penguasa Romawi, serta Nabi Muhammad melawan para penguasa Quraisy dan suku-suku Arab lainnya yang arogan dan zalim.

Teladan Empat Nabi Legendaris

Ibrahim, Musa, Isa, dan (terutama) Muhammad (sang empat nabi legendaris) adalah para sufi besar yang mampu mengekspresikan tiga hal dalam diri mereka, sebagaimana saya sebut dalam awal tulisan ini; yaitu, tekun beribadah, peduli sosial, serta tidak diperbudak oleh nafsu duniawi. Nafsu duniawi yang dimaksudkan di sini adalah keinginan (yang berlebihan) akan harta, kekuasaan, dan jabatan duniawi.

Kalaupun pernah mempunyai harta dan materi dalam jumlah yang cukup besar, maka Muhammad adalah contoh seorang pribadi yang kaya dan selalu berusaha mendermakan kekayaannya untuk kepentingan orang banyak yang membutuhkan. Selain itu, kekayaan Muhammad juga untuk mendanai jihad dan perjuangan menuju sistem sosial yang adil, demokratis, dan manusiawi.

Seorang sufi yang kaya—sebagaimana pernah diteladankan Muhammad—seyogyanya bertekad memanfaatkan kekayaannya untuk sebanyak mungkin manusia. Harta benda sang sufi berguna dan berkah bagi masyarakat luas. Untuk itu, citra sufi sebenarnya tidak identik dengan kemiskinan, keprihatinan, dan hidup pas-pasan. Seseorang tentu saja sangat sah menjadi kaya, asalkan memeroleh kekayaan dengan cara yang baik, sehat, dan halal. Kekayaannya pun menjadi berkah dan berfaedah untuk sebanyak mungkin manusia.

Hanya orang yang mampu secara ekonomilah yang bisa menunaikan rukun iman kelima, yakni ibadah haji. Hanya orang yang (cukup) kayalah yang bisa membantu rakyat miskin dan kaum papa yang terpuruk. Hanya orang kayalah yang mampu mendermakan harta bendanya guna mendanai “perjuangan” di jalan Allah yang baik dan mulia.

Bercermin dari sosok Muhammad, kita seharusnya tidak hanya rajin beribadah, tetapi juga mampu “melampaui” nafsu dan kesenangan duniawi yang acapkali menjebak dan menjerumuskan. Selain itu, jauh lebih penting lagi kita sebaiknya punya kepedulian sosial yang tinggi terhadap persoalan kehidupan dan umat manusia di sekitar kita, baik pada level lokal, nasional, dan syukur bisa menyentuh level internasional.

Kepedulian sosial dalam konteks Indonesia sekarang yang relevan, antara lain memperjuangkan keadilan, demokrasi, dan kemaslahatan di satu sisi, serta melawan korupsi, kekerasan, penindasan, dan kezaliman pada sisi yang lain.

Dengan meneladani sosok Muhammad, marilah kita teguhkan diri kita untuk berhijrah, yakni berpindah dan berubah, misalnya dari kondisi yang pasif menuju tindakan aktif untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik, adil, indah, dan maslahat.


cepsasdika.blogspot.com

LIMA KECINTAAN




Semoga Allah mengaruniakan kepada kita cinta yang hakiki, kecintaan yang tidak sekedar basa-basi, dengan lima kecintaan yang bisa menjadi jalan bertemu dengan Illahi Rabbi :



1. Cinta shalat - Shalat adalah amalan yang pertama kali di hisab di hari perhitungan nanti, jika bagus shalatnya maka bagus juga semua amalannya dan sebaliknya sebagus apa pun amalan lainnya jika tidak di iringi dengan shalat maka tidak aka nada nilainya.

2. Cinta shaum - Shaum sebagai latihan bagi seorang muslim, berlatih menahan makan, minum dan nafsu, juga melatih kepedulian. Di saat perut terasa lapar, kita akan teringatkan pada saudara lain yang belum tentu bisa makan, ingat pada anak-anak jalanan, fakir miskin, orang tua jompo, sehingga terbersit kepedulian kita untuk berbagi dengan mereka.

3. Cinta Al-Qur’an - Al-Qur’an di turunkan sebagai pedoman hidup bagi umat muslim, dan Al-Qu’an ada untuk dipelajari dan diamalkan bukan sekedar dibaca dan dihapalkan.

4. Cinta sedekah - Banyak keutamaan yang diperoleh dari sedekah, selain dapat mendatangkan rezeki, penolak bala, menyembuhkan penyakit, juga memperpanjang umur, dan Allah akan melipat gandakan pahala bagi yang melakukannya, sebagaimana yang tersirat dalam surat Al-Baqarah ayat 261, dimana Allah mengumpamakan orang yang bersedekah dengan sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan pada setiap tangkainya ada seratus biji, artinya, setiap satu kebaikan yang kita lakukan, Allah akan membalas dengan berratus-ratus kebaikan.

5. Cinta masjid - Masjid menjadi rumahnya Allah, maka masjid kerap menjadi tempat berkumpul orang-orang untuk shalat berjama’ah, mengkaji ilmu agama, memperoleh kasih saying dll.

Demikianlah, lima kecintaan yang harus tertanan dalam diri seorang muslim. Semoga kita di beri kemampuan untuk mengamalkannya. Amin. 





cepsasdika.blogspot.com

Kamis, 04 Februari 2010

Asma'ul Husna




ALLAH memiliki nama-nama yang baik yang disebut dengan Asmaul Husna.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa al-Asma al-Husna ini jumlahnya ada 99, karena ALLAH menyukai bilangan yang ganjil.

Sesungguhnya ALLAH mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa menghitungnya, niscaya ia masuk surga. (H.R. Bukhari dan Muslim)

Sembilan puluh sembilan nama tsb menggambarkan betapa baiknya ALLAH. Nama-nama dalam Asmaul Husna ini, ALLAH sendirilah yang menciptakannya.

Dia-lah ALLAH yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk Rupa, yang Mempunyai Nama-Nama yang Paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr: 24)

Sebutlah nama-nama ALLAH, dalam setiap zikir dan doa kita. Jika kita memohon diberi petunjuk, sebutlah nama Al-Hâdi (Maha Pemberi Petunjuk). Jika kita mohon diberi sifat kasih sayang, sebutlah nama Ar-Rahmân (Maha Pengasih). Semoga doa kita akan semakin makbul.
Anjuran untuk menggunakan Asmaul Husna dalam berzikir dan berdoa, diterangkan oleh ALLAH SWT dalam Al-Quran.

Hanya milik ALLAH asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-A'râf: 180)

Asmaul Husna hanya milik ALLAH SWT. Manusia sebagai makhluk-Nya hanya dapat memahami, mempelajari, dan meniru kandungan makna dari nama yang baik tsb dalam kehidupan sehari-hari.(Islam.net)

1 ar-Rahmaan Yang Maha Pemurah Al-Faatihah: 3
2 ar-Rahiim Yang Maha Pengasih Al-Faatihah: 3
3 al-Malik Maha Raja Al-Mu'minuun: 11
4 al-Qudduus Maha Suci Al-Jumu'ah: 1
5 as-Salaam Maha Sejahtera Al-Hasyr: 23
6 al-Mu'min Yang Maha Terpercaya Al-Hasyr: 23
7 al-Muhaimin Yang Maha Memelihara Al-Hasyr: 23
8 al-'Aziiz Yang Maha Perkasa Aali 'Imran: 62
9 al-Jabbaar Yang Kehendaknya Tidak Dapat Diingkari Al-Hasyr: 23
10 al-Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran Al-Hasyr: 23
11 al-Khaaliq Yang Maha Pencipta Ar-Ra'd: 16
12 al-Baari' Yang Mengadakan dari Tiada Al-Hasyr: 24
13 al-Mushawwir Yang Membuat Bentuk Al-Hasyr: 24
14 al-Ghaffaar Yang Maha Pengampun Al-Baqarah: 235
15 al-Qahhaar Yang Maha Perkasa Ar-Ra'd: 16
16 al-Wahhaab Yang Maha Pemberi Aali 'Imran: 8
17 ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rezki Adz-Dzaariyaat: 58
18 al-Fattaah Yang Maha Membuka (Hati) Sabaa': 26
19 al-'Aliim Yang Maha Mengetahui Al-Baqarah: 29
20 al-Qaabidh Yang Maha Pengendali Al-Baqarah: 245
21 al-Baasith Yang Maha Melapangkan Ar-Ra'd: 26
22 al-Khaafidh Yang Merendahkan Hadits at-Tirmizi
23 ar-Raafi' Yang Meninggikan Al-An'aam: 83
24 al-Mu'izz Yang Maha Terhormat Aali 'Imran: 26
25 al-Mudzdzill Yang Maha Menghinakan Aali 'Imran: 26
26 as-Samii' Yang Maha Mendengar Al-Israa': 1
27 al-Bashiir Yang Maha Melihat Al-Hadiid: 4
28 al-Hakam Yang Memutuskan Hukum Al-Mu'min: 48
29 al-'Adl Yang Maha Adil Al-An'aam: 115
30 al-Lathiif Yang Maha Lembut Al-Mulk: 14
31 al-Khabiir Yang Maha Mengetahui Al-An'aam: 18
32 al-Haliim Yang Maha Penyantun Al-Baqarah: 235
33 al-'Azhiim Yang Maha Agung Asy-Syuura: 4
34 al-Ghafuur Yang Maha Pengampun Aali 'Imran: 89
35 asy-Syakuur Yang Menerima Syukur Faathir: 30
36 al-'Aliyy Yang Maha Tinggi An-Nisaa': 34
37 al-Kabiir Yang Maha Besar Ar-Ra'd: 9
38 al-Hafiizh Yang Maha Penjaga Huud: 57
39 al-Muqiit Yang Maha Pemelihara An-Nisaa': 85
40 al-Hasiib Yang Maha Pembuat Perhitungan An-Nisaa': 6
41 al-Jaliil Yang Maha Luhur Ar-Rahmaan: 27
42 al-Kariim Yang Maha Mulia An-Naml: 40
43 ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi Al-Ahzaab: 52
44 al-Mujiib Yang Maha Mengabulkan Huud: 61
45 al-Waasi' Yang Maha Luas Al-Baqarah: 268
46 al-Hakiim Yang Maha Bijaksana Al-An'aam: 18
47 al-Waduud Yang Maha Mengasihi Al-Buruuj: 14
48 al-Majiid Yang Maha Mulia Al-Buruuj: 15
49 al-Baa'its Yang Membangkitkan Yaasiin: 52
50 asy-Syahiid Yang Maha Menyaksikan Al-Maaidah: 117
51 al-Haqq Yang Maha Benar Thaahaa: 114
52 al-Wakiil Yang Maha Pemelihara Al-An'aam: 102
53 al-Qawiyy Yang Maha Kuat Al-Anfaal: 52
54 al-Matiin Yang Maha Kokoh Adz-Dzaariyaat: 58
55 al-Waliyy Yang Maha Melindungi An-Nisaa': 45
56 al-Hamiid Yang Maha Terpuji An-Nisaa': 131
57 al-Muhshi Yang Maha Menghitung Maryam: 94
58 al-Mubdi' Yang Maha Memulai Al-Buruuj: 13
59 al-Mu'id Yang Maha Mengembalikan Ar-Ruum: 27
60 al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan Ar-Ruum: 50
61 al-Mumiit Yang Maha Mematikan Al-Mu'min: 68
62 al-Hayy Yang Maha Hidup Thaahaa: 111
63 al-Qayyuum Yang Maha Mandiri Thaahaa: 11
64 al-Waajid Yang Maha Menemukan Adh-Dhuhaa: 6-8
65 al-Maajid Yang Maha Mulia Huud: 73
66 al-Waahid Yang Maha Tunggal Al-Baqarah: 133
67 al-Ahad Yang Maha Esa Al-Ikhlaas: 1
68 ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan Al-Ikhlaas: 2
69 al-Qaadir Yang Maha Kuat Al-Baqarah: 20
70 al-Muqtadir Yang Maha Berkuasa Al-Qamar: 42
71 al-Muqqadim Yang Maha Mendahulukan Qaaf: 28
72 al-Mu'akhkhir Yang Maha Mengakhirkan Ibraahiim: 42
73 al-Awwal Yang Maha Permulaan Al-Hadiid: 3
74 al-Aakhir Yang Maha Akhir Al-Hadiid: 3
75 azh-Zhaahir Yang Maha Nyata Al-Hadiid: 3
76 al-Baathin Yang Maha Gaib Al-Hadiid: 3
77 al-Waalii Yang Maha Memerintah Ar-Ra'd: 11
78 al-Muta'aalii Yang Maha Tinggi Ar-Ra'd: 9
79 al-Barr Yang Maha Dermawan Ath-Thuur: 28
80 at-Tawwaab Yang Maha Penerima Taubat An-Nisaa': 16
81 al-Muntaqim Yang Maha Penyiksa As-Sajdah: 22
82 al-'Afuww Yang Maha Pemaaf An-Nisaa': 99
83 ar-Ra'uuf Yang Maha Pengasih Al-Baqarah: 207
84 Maalik al-Mulk Yang Mempunyai Kerajaan Aali 'Imran: 26
85 Zuljalaal wa al-'Ikraam Yang Maha Memiliki Kebesaran serta Kemuliaan Ar-Rahmaan: 27
86 al-Muqsith Yang Maha Adil An-Nuur: 47
87 al-Jaami' Yang Maha Pengumpul Sabaa': 26
88 al-Ghaniyy Yang Maha Kaya Al-Baqarah: 267
89 al-Mughnii Yang Maha Mencukupi An-Najm: 48
90 al-Maani' Yang Maha Mencegah Hadits at-Tirmizi
91 adh-Dhaarr Yang Maha Pemberi Derita Al-An'aam: 17
92 an-Naafi' Yang Maha Pemberi Manfaat Al-Fath: 11
93 an-Nuur Yang Maha Bercahaya An-Nuur: 35
94 al-Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk Al-Hajj: 54
95 al-Badii' Yang Maha Pencipta Al-Baqarah: 117
96 al-Baaqii Yang Maha Kekal Thaahaa: 73
97 al-Waarits Yang Maha Mewarisi Al-Hijr: 23
98 ar-Rasyiid Yang Maha Pandai Al-Jin: 10
99 ash-Shabuur Yang Maha Sabar Hadits at-Tirmizi

DIRIKANLAH SHALAT

Sudahkah Anda Sholat?, kata -kata itu sering kita dengar beratus - ratus kali bahkan beribu – ribu kali. Sering kali kita menganggap bahwa sholat adalah sebagai ritual saja atau kewajiban sebagai makhluk semata bukan menjadi suatu kebutuhan dalam diri kita, sehingga cenderung bermalas - malasan dalam menjalankannya.

Dahulu ketika kita masih kecil Orang Tua kita begitu disiplin dalam mendidik anak-anaknya untuk sholat, sedangkan kita tidak tahu untuk apa sholat dilaksanakan, sang anak bertanya kepada Ibunya,"Ibu, kenapa sih kita harus sholat?", dengan jawaban yang sederhana sang ibu menjawab "Sholat adalah tiang agama nak, dan besok yang dinilai amaliah pertama kali di akhirat kelak adalah sholat kita", sang anak masih bingung.

Seiring dengan waktu sehingga bertambahnya ilmu serta kedewasaan berfikir, sang anak tersebut perlahan mulai merasakan hikmah dibalik sholat yang selama ini ia lakukan hanya sebagai ritual kewajiban semata, benar kata ibuku bahwa sholat adalah tiang agama, sholat dapat menahan diri dari perbuatan jelek serta kemungkaran.

Pada saat ini bangsa kita terkenal dengan bangsa yang korup, bangsa yang kejam dsb bangsa kita runtuh oleh ulah tangan – tangan orang yang tak bertanggung jawab, tetapi apakah mereka tidak melaksanakan sholat?. kebanyakan mereka juga melaksanakan sholat tetapi hanya melakukan sebagai ritual kewajiban saja.

Diantara sholat yang benar selain dari syarat rukunnya adalah mampu menghadirkan diri kita menghadap kepada Allah Dzat Yang Maha Kuasa (khusyu’) sehingga terjadi dialog antara makhluk kepada Sang kholiq, Tuhan tidak jauh bahkan sangat dekat dari yang kita bayangkan,

Adapun seseorang yang mengamalkan atau menjalankan sholat dengan benar akan selalu mendapatkan bimbingan serta petunjukNya, otomatis setiap perilaku dan tindak tanduknya akan selalu terjaga dari tindakan tercela dan dosa.

Sholat adalah do’a, sholat dapat menahan diri dari perbuatan jelek serta kemungkaran , sholat adalah penyembuh dari jiwa – jiwa yang sakit.
Sekali lagi benar kata sang ibu bahwa, "besok yang dinilai amaliah kita pertama kali di akhirat kelak adalah sholat kita nak", So sudahkah kita melaksanakan sholat dengan benar?...Sudahkah Anda Sholat?





cepsasdika.blogspor.com

Agar Bebas Berbuat Maksiat




Pada suatu masa ada seorang pemuda yang menemui Ibrahim bin Adham r.a. dan berkata, “Ya Aba Ishak! Saya ini suka melakukan dosa. Tolong dong, ada tips nggak biar saya bisa nggak maksiat lagi.”
Mendengar hal ini, Ibrahim bin Adham r.a. pun berkata, “Jika bisa memenuhi lima syarat berikut ini, kamu bebas untuk melakukan perbuatan maksiat.”
“Apa saja syarat-syarat itu, ya Aba Ishak?” Lelaki itu tak sabar mendengar berita gembira itu.”
“Syarat pertama,” Ujar Aba Ishak, “jika kamu ingin bermaksiat pada Allah, jangan mengkonsumsi rezeki-Nya.”
Lelaki itu bingung dan berkata, “Lha, terus saya mau makan apa? Kan semua ini adalah rezeki dari Allah.”
“Kalau begitu, apa pantas kamu makan rezeki-Nya sedang kamu melanggar perintah-Nya?”
“Oke deh, syarat keduanya apa?”
“Kalau kamu mau bermaksiat, jangan tinggal di bumi-Nya.”
“Hah? Waduh. Terus aku mau tinggal di mana? Bumi dan seisinya ini kan milik Allah.”
“Ya Abdallah, mikir dong, apa kamu pantes makan rezki Allah dan nge-kos di bumi-Nya sedangkan kamu bermaksiat pada Allah.”
“Ya... iya deh. Terus syarat ketiganya apaan?”
“Kalau kamu mau bermaksiat kepada Allah, tapi juga ingin memakan rezki-Nya dan tinggal di tempat-Nya, bermaksiat-Nya di tempat yang nggak diliat-Nya aja.”
“Ya Ibrahim. Ini nasehat macam apa? Mana mungkin saya ngumpet di tempat yang tidak dilihat-Nya.”
“Nyerah deh. Syarat keempatnya apa?”
“Kalau malaikat maut datang menjemput kamu, bilangin ke dia, “nanti aja matinya. Saya masih mau tobat dan beramal saleh dulu.””
“Ya Ibrahim, mana mungkin malaikat mau nurut omongan saya.”
“Lha, kalo kamu sadar bahwa kematian nggak bisa ditunda, terus jalan apa yang bisa membuat kamu keluar dari murka Allah?”
“Ya sudah, sekarang syarat kelimanya.”
”Nanti di akherat, kalau malaikat Zabaniyah datang untuk membawa kamu ke neraka, jangan ikut sama dia.”
“Ya Aba Ishak. Mana mungkin malaikat Zabaniyah menerima keberatan saya.”
“Kalau begitu, gimana lagi supaya kamu bisa selamat dari murka Allah?”
Lelaki itu kemudian menangis. “Ya Ibrahim, cukup ... jangan kau teruskan lagi. Saya akan bertaubat nasuha kepada Allah.”
Lelaki itu menepati janji. Semenjak itu ia bertaubat dan menjalankan perintah Allah.


cepsasdika.blogspot.com

Ibunda, Kenapa Engkau Menangis?





Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada
ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab,
Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si
anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
"Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu
menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada
alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap
bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.
"Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"
Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

"Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia
dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula,
ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan,
pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya,
walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk
mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam
situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai
perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah
yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut
olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui
masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab,
bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik
adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali
pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling
melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar
dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan
yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah
air mata kehidupan".

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih
hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.